Rabu, 24 Juni 2015

Manusia dan Tanggung Jawab

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

1.      Pengertian Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang berani menghadapi masalahnya sendiri.

2.      Macam – macam Tanggung Jawab
·         Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi, karena itu manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendir
·         Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggungjawab pada keluarganya. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
·         Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian, manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab, agar dapat melangsungkan hidupnya di dalam masyarakat tersebut.
·         Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
Setiap manusia atau individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir dan bertindak, manusia terikat oleh norma-norma dan aturan. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Jika perbuatannya salah, dan melanggar aturan dan norma tersebut, maka manusia itu harus bertanggung jawab kepada bangsa atau negaranya.
·         Tanggung Jawab terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, tanggungjawab manusia terhadap
sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.

3.      Tanggung jawab Mahasiswa Masa Kuliah dan Setelah Lulus
·         Tanggung Jawab Mahasiswa Masa Kuliah
Banyak dari kita  berfikir, bahwa tujuan kuliah hanya untuk mendapatkan ijazah dan setelah itu mendapat pekerjaan. Namun, perlu diketahui, cita-cita kampus tidaklah demikian. Hal ini sudah tertera di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 20 ayat 2, dinyatakan bahwa “perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengembangan masyarakat.”
Itu artinya, mahasiswa tidak hanya mempunyai tugas di kampus saja, karena kita mengemban tugas sosial yang sangat berat. Selain dituntut untuk belajar di kampus dan pintar dalam teori, kita juga diharapakan mampu mengembangkan potensi masyarakat dan membangun tatanan masyarakat yang adil dan makmur. Selama masih menyandang gelar mahasiswa, mereka berkewajiban untuk menciptakan masyarakat adil makmur. Kalau bukan mahasiswa, lalu siapa lagi? Hal ini merupakan keniscayaan bagi mahasiswa.
Pada dasarnya, mahsiswa memiliki beberapa kewajiban, yaitu sebagai insan akademis, pencipta, pengabdi, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur “gemah ripah loh jinawi”. Nah, dengan demikian, sudah jelas bahwa tugas mahasiswa tidak hanya belajar di kampus. Selain back to campus, mahasiswa juga harus back to ummat untuk mengabdikan dirinya. Maka, sejak dini mahasiswa harus memahami tugas dan wewenangnya. Dengan demikian, masyarakat akan interest dan bangga dengan mahasiswa.
·         Tanggung Jawab Mahasiswa Setelah Lulus
Gelar sarjana merupakan impian tiap mahasiswa. Meningkatnya jumlah sarjana di Indonesia adalah potensi yang perlu dikelola agar siap menghadapi dunia kerja. Di sisi lain, banyak mahasiswa yang terlena mengikuti bermacam aktivitas hingga menomorduakan bangku kuliah. Jika sudah demikian, mahasiswa akan dihadapkan pada dilema lulus cepat atau mengulang mata kuliah. Manakah yang lebih penting..?
“Lulus cepat dan lulus tepat waktu merupakan dua hal yang berbeda. Mahasiswa yang lulus cepat belum tentu akan segera bekerja. Namun jika lulus di waktu yang tepat, sudah pasti akan dapat pekerjaan sesuai impian,” ucap Rudi Widiyanto, M.Psi, Psikolog, People Development Manager ECC UGM.
Mahasiswa yang memilih mengulang perkuliahan ketimbang segera mengambil tugas akhir, tidak melulu identik dengan malas kuliah. Sering kali, pertimbangan mahasiswa menunda kelulusan adalah untuk mengejar nilai cumlaude. “Meski saya lulus 4,5 tahun, saya memiliki gelar cumlaudeyang memiliki nilai lebih. Peluang saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui beasiswa akan lebih besar,” ungkap Chandra Gunawan, mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik UGM yang baru saja menyandang gelar sarjana ini.
Senada akan hal tersebut, Emmy Yuniarti Rusadi turut beranggapan tentang perlunya mahasiswa untuk tetap percaya diri jika ‘terlambat’ lulus karena sedang mengerjakan suatu karya. Pentingnya memiliki rencana jangka panjang yang komprehensif akan menunjang kualitas lulusan. “Lulus bukan perkara hari ini atau setahun dua tahun. Itu bagian dari masterpiece. Bagi saya, lebih baik sedikit terlambat dengan hasil memuaskan ketimbang cepat tanpa pernah mendapat pencapaian lebih,”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar