Selasa, 12 Mei 2015

Tugas 3 Ilmu Budaya Dasar (Manusia dan Pandangan Hidup)



MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

1.     PENGERITIAN PANDANGAN HIDUP
·         PENGERTIAN
Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,petunjuk hidup didunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
·         MACAM-MACAM SUMBER PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya. Pandangan hidup yang berasal dari ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut. Pandangan hidup yang berasal dari renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
·         PANDANGAN HIDUP MUSLIM
Al Qur’an merupakan Undang-undang dasar bagi setiap muslim. Pedoman hidup dalam kehidupan. Rem cakram dalam pergaulan. Sementara Sunah Nabi SAW sebagai pelengkap sebagai penjabarannya dan merupakan operasionalnya. Oleh karena itu Rasulullah SAW memberikan jaminan kepada siapapun yang berpegang teguh berpedoman kepada Al qur’an dan Al Hadits maka ia tidak akan pernah tersesat baik mengenai urusan dunia maupun urusan akhirat sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Aku tinggalkan untuk kalian dua pusaka, dan kalian tidak akan tersesat selama berpegang (berpedoman) pada keduannya yaitu Kitab Allah (Al Qur’an) dan Sunahku (Al Hadits).” (HR. Muslim)
Dengan demikian setiap muslim harus berpedoman kepada Al Qur’an dan Al Hadits sebagai Wayb of Life (pandangan hidup) nya. Apakah setiap langkahnya sudah lurus dan benar ataukah menyimpang, maka yang dijadikan kriteria adalah Al Qur’an dan al Hadits. Seorang muslim yang baik akan membenarkan hal ini. Bila gerak dan langkahnya sudah selaras dengan al Qur’an dan As Sunah maka ia akan berusaha istiqomah, tetapi bila ia merasa menyimpang dan apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan Al Qur’an dan Al Hadits, maka dengan kejujuran hati berani mengoreksi kesalahan dirinya, lalu dengan penuh berani pula berusaha surut dari langkahnya yang diketahuinya menyimpang, bertaubat dan kembali berusaha menserasikan dirinya lagi dengan tuntunan Al Qur’an dan Al Hadits, karena dari sinilah keberuntungan yang sebenarnya dan kesuksesan hidup akan ia dapatkan. Jadi Al Qur’an dan Hadits merupakan pandangan hidup bagi setiap muslim yang akan mengantarkannya menuju kesuksesan dunia dan akhirat.
·         PENGERIAN IDEOLOGI
Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
·         2 HAK IDEOLOGI
  Hak memperoeh kebebasan
  Hak memperoleh perlindungan sebagai warga negara
2.    CITA – CITA
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan, yang selalu ada dalam pikiran. Cita-cita merupakan pandangan masa depan dan pandangan hidup dimasa yang akan datang. Faktor manusia yang ingin mencapai cita-citanya ditentukan oleh kualitas manusianya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang apabila berhasil akan menimbulkan kepuasan. Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi.
3.    KEBAJIKAN
·         PENGERTIAN KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan adalah suatu perbuatan yang mendatangkan kesenangan bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik karena pada hakekatnya manusia itu baik. Makhluk bermoral atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Manusia adalah sebuah pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur tersebut terpisah bila manusia meninggal. Manusia mempunyai kepribadian oleh karena itu ia mempunyai pendapat sendirian ia mencintai dirinya, perasaannya dan cita-citanya. Untuk dapat melihat kebajikan kita harus melihat dari 3 segi, yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
·         FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TINGKAH LAKU SESEORANG
Faktor Genetik atau Faktor Endogen
Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu (endogen), antara lain:
a. Jenis Ras
b. Jenis Kelamin
c. Sifat Fisik
d. Sifat Kepribadian
e. Bakat Pembawaan
f. Intelegensi
4.    USAHA / PERJUANGAN
·         PENGERTIAN USAHA / PERJUANGAN
Usaha dan perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau berusaha. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, maka ia harus bekerja keras. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani bahkan dengan keduanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia iri, miskin dan melarat bahkan menjatuhkan harkat dan martabatnya sebagai seorang manusia.
·         AYAT AL-QUR’AN TENTANG PERJUANGAN
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir‘aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.” (al-Qashash [28]: 5-6)

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim.” (Ali Imran [3]: 139-140)

“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan.” (al-Hasyr [59]: 2)
5.    KEYAKINAN DAN KEPERCAYAAN
·         3 ALIRAN FILSAFAT
Materialisme
Materialisme adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan di dalamnya termasuk esensi manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik atau material adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res extensa), dan bersifat objektif. Materialis percaya bahwa tidak ada kekuatan apapun yang bersifat spiritual di balik gejala atau peristiwa yang bersifat material itu. Aliran materialis ini termasuk dalam aliran atheis atau tidak mengenal Tuhan. Dalam aliran ini pada dasarnya sama dengan aliran empirisme dalam filsafat, yaitu semua bentuk pengetahuan didasarkan dari pengalaman dan panca indera.
Idealisme
Aliran idealisme merupakan kebalikan dari aliran materialisme. Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah bersifat spiritual. Para idealis percaya bahwa ada kenyataan spiritual di belakang setiap kejadian. Esensi dari kenyataan spiritual ini adalah berpikir (res cogitans). Kekuatan spiritual tidak dapat diukur atau dijelaskan berdasarkan pada pengamatan empiris. Namun demikian, walaupun begitu para idealis tidak berarti menolak kekuatan yang bersifat materialis dan menolak adanya hukum alam. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hegel (1770-1831) “Kekuatan fisik dan hukum alam memang ada, tetapi keberadaannya merupakan manifestasi dari kekuatan atau kenyataan yang sejati dan lebih tinggi, yakni Roh absolut”.
Dualisme
Aliran dualisme ini merupakan perpaduan antara aliran materialisme dan aliran idealisme. Dalam aliran filsafat bisa disebut dengan aliran kritisisme. Menurut aliran dualism, kenyataan sejati pada dasarnya adalah bersifat fisik dan juga bersifat spiritual. Menurut dualisme tidak betul kalau dikatakan bahwa esensi kenyataan adalah sesuatu yang bersifat fisik atau material, karena banyak kejadian di bumi ini yang tidak bisa dijelaskan berdasrkan pada gejala yang dapat diukur atau diamati oleh panca indera. Namun, tidak betul juga jika dikatakan bahwa esensi kenyataan adalah roh atau jiwa, karena siapa pun tidak bisa menyangkal keberadaan dan kekuatan yang nyata dari materi. Yang betul adalah bahwa kenyataan sejati merupakan perpaduan antara materi dan jiwa. Tokoh dalam aliran ini adalah Descartes.
·         PENGERTIAN KEYAKINAN DAN KEPERCAYAAN
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.
6.    LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Mengenal
Sebelum seseorang meyakini sesuatu pastilah ia harus mengenal apa yang ia lihat tersebut. Mengenal merupakan langkah awal dari berpandangan hidup yang baik di karenakan dengan mengenal, kita pun akan dapat membedakan suatu hal yang baik dan buruk menurut cara pandang kita sehingga kita tidak akan mengambil langkah yang salah.
Mengerti
Tidak cukup hanya dengan mengenal, kita harus mengerti tentang apa yang sedang kita hadapi. Mengerti sebagai langkah lanjut dari mengenal. Mengenal di ibaratkan hanya sebagai lapisan luar sedangkan jika kita ingin mengetahui lapisan dalamnya, kita harus mengerti.
Menghayati
Setelah kita mengenal dan mengerti suatu hal tersebut, maka langkah selanjutnya adalah menghayati. Dengan menghayati kita dapat lebih jauh mengerti
Meyakini
Langkah selanjutnya adalah meyakini. Meyakini dapat kita lakukan dengan memperdalam rasa mengenal, mengerti, serta menghayati. Dengan meyakini kita dapat dengan kuat berpegang teguh pada cara pandang yang kita yakini.
Mengabdi
Langkah terakhir untuk berpandangan hidup yang baik adalah dengan megabdi. Mengabdi merupakan suatu usaha untuk menyerahkan segenap keyakinan kita untuk suatu hal yang kita yakini. Dengan mengabdi menjadikan kita lebih dekat atau bahkan menjadi satu dengan hal yang kita yakini tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar