Kamis, 30 April 2015

Tulisan 2 Ilmu Budaya Dasar (Cerita 2)



Kisah Penderitaan Masyarakat di Gaza Palestine


Gaza adalah tragedi. Tragedi kemanusiaan. Dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, cerita tentang Gaza (Jalur Gaza) adalah cerita tentang penderitaan, tentang kesengsaraan penduduk wilayah itu. Inilah wilayah yang sering disebut sebagai “penjara terbesar dan terpanjang di dunia”.

Begitulah sesungguhnya kenyataan dari sebuah wilayah yang disebut Jalur Gaza, yang berluas 365 kilometer persegi: panjang 40 kilometer, lebar 13 kilometer (terlebar), dan 5 kilometer (tersempit). Sejak tahun 1967, setelah berakhirnya perang, Israel menguasai wilayah darat, laut, dan udara Jalur Gaza.

Bagian barat Jalur Gaza berbatasan dengan Laut Tengah yang dikuasai Israel. Sebelah utara dan timur berbatasan dengan Israel, dan sebelah selatan berbatasan dengan Mesir. Jalur Gaza bagaikan sepotong “sandwich”. Wilayah ini dikelilingi tembok atau pagar pembatas, pos-pos pemeriksaan yang dibangun Israel, dan zona penyangga yang dimaksudkan untuk mencegah orang-orang Palestina, terutama yang oleh Israek dikategorikan sebagai para pengebom bunuh diri, masuk ke wilayah Israel.

Sangat wajarlah kalau suasana “claustrophobia”, rasa takut akan ruangan yang sempit dan tertutup, selalu membayangi penduduk Jalur Gaza. Penduduk Gaza berjumlah sekitar 1,6 juta orang pada waktu itu. Baru pada tahun 2005, Israel mengendurkan pengurungannya dan menarik pasukan penduduk serta warganya dari wilayah pemukiman di Jalur Gaza.

Akan tetapi, pengenduran pengurungan itu tidak berlangsung lama. Setelah Hamas memenangi pemilu parlemen, Januari 2006 (merebut 76 dari 132 kursi di parlemen), Israel memblokade lagi Jalur Gaza. Blokade ini menghancurkan perekonomian Gaza, membatasi gerak penduduknya, dan berdampak negatif terhadap kemampuan rakyat biasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena mereka terbatas gerak dan aksesnya.

Blokade itu berlangsung selama lima tahun. Akibatnya sangat nyata: 34 persen angkatan kerja Gaza yang separuhnya anak-anak muda, menganggur. Karena hampir 30 persen bisnis di Gaza tutup dan 15 persen lainnya terpaksa merumahkan 80 persen tenaga kerjanya. Kebutuhan air, listrik, dan bahan bakar sangat bergantung pada pasokan dari Israel.

Di tengah blokade itu, pecahnya Perang Gaza, 27 Desember 2008-18 Januari 2009. Perang ini makin meluluhlantakkan Gaza: 4.000 rumah hancur, 50.800 orang mengungsi, 1.417 orang tewas, 5.303 orang terluka, dan 120 orang tertangkap. Banyak fasilitas umum dan infrastruktur hancur, termasuk gedung-gedung sekolah dan rumah sakit.

Ketika pecah perang, 52 persen dari 1,6 juta penduduknya adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun. Mereka inilah yang hidup di bawah kungkungan, tekanan, kekhawatiran, dan yang hidupnya selalu terancam, selalu dalam kecemasan. Kini, mereka sudah berusia 20 tahunan. Mereka ini pula yang akan menjadi pemimpin Gaza pada masa depan.

Kondisi tempat mereka lahir, tumbuh, dan berkembang akan sangat memengaruhi sikap mereka. Bagaimana mereka melihat dan mengartikan perdamaian. Ini penting sebab perdamaian lewat perang tidak akan mampu membangun perdamaian sejati. Sebab, perdamaian adalah persoalan dasar manusia, terlebih untuk menanggapi tendensi dasar kekerasan yang tidak jarang tumbuh kuat dalam naluri manusia: homo homini lupus….

Sulit membayangkan akan menjadi seperti apa Gaza dan manusia-manusia Gaza pada masa depan jika Israel tetap mengumbar tabiat angkara murkanya seperti sekarang ini.

Tulisan 2 Ilmu Budaya Dasar (Cerita 1)

Mencintai dan Dicintai

Dilahirkan dari keluarga yang sangat mencintai saya ditengah keluarga yang sangat menanti kehadiran saya adalah kebahagiaan luar biasa tak ternilai dalam hidup saya. Memiliki orang tua yang sangat mencintai kehadiran saya, memiliki kakak yang sangat menyebalkan tetapi sangat perhatian terhadap saya, memiliki kakek dan nenek yang selalu ada buat saya adalah nugerah yang luar bisa tak ternilai untuk hidup saya.

Mama adalah sosok yang tegas yang selalu bisa menjadi teman, menjadi sahabat, menjadi pacar, menjadi chef, menjadi desainer baju-baju saya. bagi saya mama adalah segalanya, bagi saya mama adalah sosok yang tidak akan pernah tergantikan sampai kapanpun. Walaupun mama memiliki aturan yang sangat tegas dalam mendidik saya dan kakak saya namun kecintaan dan ketuluasan mama memperhatikan saya selamanya tidak akan pernah ada yang bisa mending. Disaat saya jatuh mama adalah orang pertama yang membantu saya berdiri, disaat saya menanggis mama adalah orang pertama yang menghapus air mata saya, disaat saya bersedih dan gelisah mama adalah orang pertama yang memberikan semangat sandaran untuk hati ini agar bisa tersenyum kembali. karna itu lah disetiap langkah saya, disetip denyutan nadi saya akan selalu ada kata – kata mom you are my everything.

Lain lagi hal nya dengan papa beliau adalah sosok yang tidak banyak bicara, tidak banyak menuntut ini dan itu, tidak pernah melarang saya mau main kemana aja, tidak pernah menelephone saya walaupun saya jauh darinya. Bagi saya papa bukan sosok yang perlu “ditakuti” seperti mama. Mau ngapain aja papa selalu ijinin, mau minta apa aja ga pernah protes. Tapi saya yakin cara dengan cara ini lah papa mencintai saya, dengan cara inilah papa memperhatikan saya. Hal ini saya buktiin saat sekarang saya harus jauh darinya dan harus hidup terpisah darinya demi pendidikan papa adalah orang yang selalu mengikatkan mama untuk menelphone saya, sehari mama belum menelphone saya dan belum mendapatkan kabar dari saya, papa adalah orang yang selalu mengikatkan mama untuk menanyakan kabar saya. Sehingga saya berkesimpulan dibalik diamnya papa, dibalik cueknya papa saya yakin dan saya percaya bahwa papa adalah orang yang pertama kali mengkhawatirkan saya saat terjadi apa-apa dengan saya.

Kakak saya adalah orang paling menyebalkan sedunia, dia adalah orang yang selalu mencari cara bagaimana saya bisa dimarahin mama dan diomelin mama. Tapi itu dulu saat kita masih hidup satu rumah, kalau mama bilang kita berdua adalah Tom and Jerry nya Indonesia karena kalau yang satu diam yang lain pasti cari gara-gara biar bisa ribut lagi tapi nanti ujung-ujungnya malah kakak saya yang cari cara gimana saya bisa diomelin mama. Saat ini kita dipisahkan oleh ribuan kilo meter jarak, saat seperti ini lah kerinduan akan berantem, kerinduan berebut perhatian mama, kerinduan cari masalah itu membuat kangen. Semenjak saya jauh dari kakak banyak perubahan yang terjadi diantara kita yang biasanya minjem duit jajan aja ga pernah mau ngasih sekarang malah dikasih uang lebih dari kakak, dulu minjem baju aja ga pernah boleh sekarang malah kakak sering saya beliin baju. Ya begitulah cara kita berdua saling mencintai.

Memiliki kakek dan nenek yang sangat perhatiian juga keberuntungan yang tak ternilai dalam hidup saya. Walaupun kekek sudah meninggal namun kenangan masa kecil bersama kakek akan selalu diingin, kenangan bagaimana kakek selalu memperhatikan saya tidak pernah terlupakan, momen-monen bahagia bersama almarhum kakek adalah selalu ada jatah uang jajan lebih tiap hari, selalu membelikan apa saja yang saya inginkan. Cinta dan kasih sayang yang beliau berikan rasanya tidak akan pernah tergantikan. Lain lagi halnya dengan nenek, dulu saat saya masih tinggal bersamanya nenek selalu saja orang yang paling mencemaskan kalau saya pergi kemana saja, selalu tidak bisa diam sebelum saya pulang kerumah sebelum mata hari terbenam. Namun menghadapi kenyataan sekarang bahwa saya harus terpisahkan jauh darinya dan harus hidup sendiri nenek adalah orang yang paling menghawatirkan saya melebihi kedua orang tua saya. Kehadiran nenek dalam hidup saya adalah bentuk syukur yang luar biasa buat saya. Ditengah orang lain yang minim kasih sayang dari orang tuanya saya adalah sebaliknya berlimpah cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang ada disekeliling saya.

Tugas 2 Ilmu Budaya Dasar

Cinta Kasih Vs Penderitaan

A.   Manusia dan Cinta Kasih
1.     Pengertian cinta kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) saying (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan saying atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehinga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
2.    Cinta menurut ajaran agama
Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulit diraba dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri
Menurut islam
Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat macam, yaitu: Cinta ibadah, Cinta syirik, Cinta maksiat, Cinta tabiat
Menurut Kristen
Cinta adalah pencipta keindahan terhebat (Tim 2:9-10)
Cinta adalah suatu wujud keinginan;dalam niat dan tindakan (1 Yoh 3:18)
Cinta harus menjadi dasar dari segala sesuatu (1 Kor 13:3)
Menurut hindu
Cinta adalah perasaan pada kesenangan, kesetiaan, kepuasan terhadap suatu obyek. Sedangkan kasih adalah perasaan cinta yang tulus lascarya terhadap suatu obyek. Adapun yang menjadi obyek dari cinta kasih itu adalah semua ciptaan Sanghyang Widhi Wasa. Tuhan Yang Maha Esa. Ciptaan Tuhan dapat digolongkan dalam tingkatan sesuai eksistensinya atau kemampuannya yaitu “eka pramana” ialah makhluk hidup yang hanya memiliki satu aspek kemampuan berupa bayu/tenaga/ hidup, seperti tumbuh-tumbuhan. “Dwi pramana” ialah makhluk hidup yang memiliki dua aspek kemampuan berupa bayu dan sabda/bicara, seperti hewan/binatang. “Tri pramana” ialah makhluk hidup yang memiliki tiga aspek kemampuan berupa bayu, sabda dan idep/pikiran, seperti manusia.
Menurut Buddha
Agama Buddha tidak Alergi dengan istilah “cinta.” Terbukti dalam Nikaya Pali, yaitu: Dhammapada ada satu bab yang diberi judul: Piya Vagga yang berarti kecintaan. Begitu pula dalam Majjhima Nikaya terdapat sutta yang berjudul Piyajatika Sutta, khotbah tentang orang-orang tercinta.
Dalam Bahasa Pali juga ditemukan beberapa istilah cinta, seperti: piya, pema, rati, kama, tanha (jawa trenso), ruci, dan sneha yang memiliki arti: rasa sayang, kesenangan, cinta kasih sayang, kesukaan, nafsu indera (birahi), kemelekatan, dsb, yang terjalin antara dua insan berbeda jenis atau cinta dalam lingkup keluarga.
3.    Kasih sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang  ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya,  saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang  bulat dan utuh.Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagian rumah tangga itu.
4.    Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.

Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
·         Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
·         Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
·         Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya
5.    Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti , nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman, kesesatan menuju cahaya petunjuk.
6.    Belas kasihan
Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasih, karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaanya. Penderitaan ini mengandung arti luas. Mungkin tua, sakit-sakitan, yatim piatu, penyakit yang dideritanya,dan sebagainya. Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak, manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihnya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah.
7.    Cinta kasih erotic
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antara orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, Kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Berlawan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
B.    Manusia dan Penderitaan
1.     Pengertian penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
2.    Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
3.    Kekalutan mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
·         nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
·         nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
·         Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
·         Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
·         Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
·         Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
·         Terjadinya konflik sosial budaya.
·         Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah
·         Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
·         Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
4.    Penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia yang sifatnya kodrati. Karena itu terserah kepada manusianya sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin . Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminnya. Hal ini embuat manusia itu kreatif, baik bagi penderitaan itu sendiri maupun orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan
5.    Penderitaan dan sebabnya
Penderitaan ini muncul disebabkan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya baik dengan antar sesama manusia ataupun dengan alam. Penderitaan ini dapat muncul karena ketidak harmonisan antara elemen satu dengan yang lainnya. contohnya pada hubungan dalam bermasyarakat, ada kalanya didalam bermasyarakat terdapat perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan perselisihan diantara satu dengan yang lainnya, hal ini bisa saja mengakibatkan timbulnya rasa dengki, marah, bahkan saling menuduh atau menjelek-jelekan. dari sinilah penderitaan muncul karena perbuatan saling tidak menyukai tersebut. dalam hal ini, penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara batin karena terdapat rasa sakit hati apabila ada seseorang yang menjelek-jelekan bahkan rasa itu bisa saja semakin sakit apabila sudah terjadi pertengkaran yang membuat hubungan didalam masyarakat sudah tidak ada rasa nyaman dan aman. Selain karena ketidak harmonisan dengan sesama, ketidak harmonisan dengan alam juga dapat membawa penderitaan. contohnya apa yang sedang terjadi saat ini yaitu bencana alam terjadi dimana-mana. karena kesalahan manusia terhadap alam lah yang membuat alam menjadi tidak bersahabat lagi dengan manusia maka muncul lah penderitaan pada setiap orang yang terkena bencana alam. penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara fisik dan batin, karena mereka yang terkena bencana alam harus rela kehilangan harta benda bahkan keluarga mereka.
Penderitaan yang muncul karena suatu penyakit/siksaan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini : Seorang anak lelaki buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di universitas dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
6.    Pengaruh penderitaan
Orang yang mendapatkan atau pernah mendapatkan penderitaan pastinya akan mempengaruhi pada dirinnya, baik itu dalam jumlah yang besar maupun sedikit. Sikap yang timbul dapat berupa yang positif maupun yang negatif. Sikap positifnya adalah, manusia mampu mengambil hikmah dari penderitaan yang pernah dia dapatkan, dan pada nantinya akan terbiasa untuk berusaha agar penderitaan yang dia alami tidak terulang kembali. Sedangkan pada sisi negatifnya, tentunya akan merubah pola pikir menuju hal yang negatif. Seperti contohnya : Bila kita tidak menderita karena tidak punya uang, bisa saja kita melakukan perbuatan kriminal sepert mencuri. Padahal perbuatan seperti itu jelas-jelas salah.