MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
1.
PENGERITIAN
PANDANGAN HIDUP
·
PENGERTIAN
Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,
pedoman, arahan,petunjuk hidup didunia. Pendapat atau pertimbangan itu
merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu
dan tempat hidupnya.
·
MACAM-MACAM
SUMBER PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya. Pandangan hidup yang berasal dari ideologi yang disesuaikan
dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut. Pandangan
hidup yang berasal dari renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya.
·
PANDANGAN
HIDUP MUSLIM
Al
Qur’an merupakan Undang-undang dasar bagi setiap muslim. Pedoman hidup dalam
kehidupan. Rem cakram dalam pergaulan. Sementara Sunah Nabi SAW sebagai
pelengkap sebagai penjabarannya dan merupakan operasionalnya. Oleh karena itu
Rasulullah SAW memberikan jaminan kepada siapapun yang berpegang teguh
berpedoman kepada Al qur’an dan Al Hadits maka ia tidak akan pernah tersesat
baik mengenai urusan dunia maupun urusan akhirat sebagaimana sabda Rasulullah
SAW :
“Aku
tinggalkan untuk kalian dua pusaka, dan kalian tidak akan tersesat selama
berpegang (berpedoman) pada keduannya yaitu Kitab Allah (Al Qur’an) dan Sunahku
(Al Hadits).” (HR. Muslim)
Dengan
demikian setiap muslim harus berpedoman kepada Al Qur’an dan Al Hadits sebagai
Wayb of Life (pandangan hidup) nya. Apakah setiap langkahnya sudah lurus dan
benar ataukah menyimpang, maka yang dijadikan kriteria adalah Al Qur’an dan al
Hadits. Seorang muslim yang baik akan membenarkan hal ini. Bila gerak dan
langkahnya sudah selaras dengan al Qur’an dan As Sunah maka ia akan berusaha
istiqomah, tetapi bila ia merasa menyimpang dan apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan Al Qur’an dan Al Hadits, maka dengan kejujuran hati berani
mengoreksi kesalahan dirinya, lalu dengan penuh berani pula berusaha surut dari
langkahnya yang diketahuinya menyimpang, bertaubat dan kembali berusaha menserasikan
dirinya lagi dengan tuntunan Al Qur’an dan Al Hadits, karena dari sinilah
keberuntungan yang sebenarnya dan kesuksesan hidup akan ia dapatkan. Jadi Al
Qur’an dan Hadits merupakan pandangan hidup bagi setiap muslim yang akan
mengantarkannya menuju kesuksesan dunia dan akhirat.
·
PENGERIAN
IDEOLOGI
Ideologi
adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang
diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti
politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi
walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
·
2 HAK
IDEOLOGI
Hak memperoeh kebebasan
Hak memperoleh perlindungan sebagai warga
negara
2.
CITA –
CITA
Cita-cita adalah keinginan,
harapan, tujuan, yang selalu ada dalam pikiran. Cita-cita merupakan pandangan
masa depan dan pandangan hidup dimasa yang akan datang. Faktor manusia yang
ingin mencapai cita-citanya ditentukan oleh kualitas manusianya. Cara keras
dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang apabila berhasil
akan menimbulkan kepuasan. Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya
cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat.
Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu
cita-cita sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi.
3.
KEBAJIKAN
·
PENGERTIAN
KEBAJIKAN
Kebajikan
atau kebaikan adalah suatu perbuatan yang mendatangkan kesenangan bagi diri
sendiri maupun orang lain. Kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral
yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia
berbuat baik karena pada hakekatnya manusia itu baik. Makhluk bermoral atas
dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Manusia adalah sebuah
pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur tersebut
terpisah bila manusia meninggal. Manusia mempunyai kepribadian oleh karena itu
ia mempunyai pendapat sendirian ia mencintai dirinya, perasaannya dan
cita-citanya. Untuk dapat melihat kebajikan kita harus melihat dari 3 segi,
yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat dan manusia
sebagai makhluk Tuhan.
·
FAKTOR-FAKTOR
YANG MENENTUKAN TINGKAH LAKU SESEORANG
Faktor
Genetik atau Faktor Endogen
Faktor
genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan
perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri
individu (endogen), antara lain:
a. Jenis Ras
b. Jenis
Kelamin
c. Sifat
Fisik
d. Sifat
Kepribadian
e. Bakat
Pembawaan
f.
Intelegensi
4.
USAHA
/ PERJUANGAN
·
PENGERTIAN
USAHA / PERJUANGAN
Usaha dan perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau berusaha. Apabila manusia
bercita-cita menjadi kaya, maka ia harus bekerja keras. Kerja keras itu dapat
dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani bahkan dengan
keduanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia iri, miskin dan melarat
bahkan menjatuhkan harkat dan martabatnya sebagai seorang manusia.
·
AYAT
AL-QUR’AN TENTANG PERJUANGAN
“Dan
Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir)
itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang
yang mewarisi (bumi). Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan
akan Kami perlihatkan kepada Fir‘aun dan Haman beserta tentaranya apa yang
selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.” (al-Qashash [28]: 5-6)
“Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum
(kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa
(kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka
mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman
(dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai)
syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim.” (Ali Imran [3]: 139-140)
“Dia-lah
yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung
mereka pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka
akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat
mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka
(hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah melemparkan
ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan
tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian
itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan.” (al-Hasyr [59]: 2)
5.
KEYAKINAN
DAN KEPERCAYAAN
·
3
ALIRAN FILSAFAT
Materialisme
Materialisme
adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan di dalamnya termasuk
esensi manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik
atau material adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res
extensa), dan bersifat objektif. Materialis percaya bahwa tidak ada
kekuatan apapun yang bersifat spiritual di balik gejala atau peristiwa yang
bersifat material itu. Aliran materialis ini termasuk dalam aliran atheis atau
tidak mengenal Tuhan. Dalam aliran ini pada dasarnya sama dengan aliran
empirisme dalam filsafat, yaitu semua bentuk pengetahuan didasarkan dari
pengalaman dan panca indera.
Idealisme
Aliran idealisme
merupakan kebalikan dari aliran materialisme. Menurut aliran ini, kenyataan
sejati adalah bersifat spiritual. Para idealis percaya bahwa ada kenyataan
spiritual di belakang setiap kejadian. Esensi dari kenyataan spiritual ini
adalah berpikir (res cogitans). Kekuatan spiritual tidak dapat diukur
atau dijelaskan berdasarkan pada pengamatan empiris. Namun demikian, walaupun
begitu para idealis tidak berarti menolak kekuatan yang bersifat materialis dan
menolak adanya hukum alam. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hegel (1770-1831)
“Kekuatan fisik dan hukum alam memang ada, tetapi keberadaannya merupakan
manifestasi dari kekuatan atau kenyataan yang sejati dan lebih tinggi, yakni
Roh absolut”.
Dualisme
Aliran dualisme
ini merupakan perpaduan antara aliran materialisme dan aliran idealisme. Dalam
aliran filsafat bisa disebut dengan aliran kritisisme. Menurut aliran dualism,
kenyataan sejati pada dasarnya adalah bersifat fisik dan juga bersifat
spiritual. Menurut dualisme tidak betul kalau dikatakan bahwa esensi kenyataan
adalah sesuatu yang bersifat fisik atau material, karena banyak kejadian di
bumi ini yang tidak bisa dijelaskan berdasrkan pada gejala yang dapat diukur
atau diamati oleh panca indera. Namun, tidak betul juga jika dikatakan bahwa
esensi kenyataan adalah roh atau jiwa, karena siapa pun tidak bisa menyangkal
keberadaan dan kekuatan yang nyata dari materi. Yang betul adalah bahwa
kenyataan sejati merupakan perpaduan antara materi dan jiwa. Tokoh dalam aliran
ini adalah Descartes.
·
PENGERTIAN
KEYAKINAN DAN KEPERCAYAAN
Keyakinan adalah suatu
sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan
bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena
keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar --
atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa,
manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan
disadari bahwa keyakinan itu keliru.
6.
LANGKAH-LANGKAH
BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Mengenal
Sebelum seseorang meyakini sesuatu pastilah ia harus mengenal apa yang ia lihat tersebut. Mengenal merupakan langkah awal dari berpandangan hidup yang baik di karenakan dengan mengenal, kita pun akan dapat membedakan suatu hal yang baik dan buruk menurut cara pandang kita sehingga kita tidak akan mengambil langkah yang salah.
Sebelum seseorang meyakini sesuatu pastilah ia harus mengenal apa yang ia lihat tersebut. Mengenal merupakan langkah awal dari berpandangan hidup yang baik di karenakan dengan mengenal, kita pun akan dapat membedakan suatu hal yang baik dan buruk menurut cara pandang kita sehingga kita tidak akan mengambil langkah yang salah.
Mengerti
Tidak cukup hanya dengan mengenal, kita harus mengerti tentang apa yang sedang kita hadapi. Mengerti sebagai langkah lanjut dari mengenal. Mengenal di ibaratkan hanya sebagai lapisan luar sedangkan jika kita ingin mengetahui lapisan dalamnya, kita harus mengerti.
Tidak cukup hanya dengan mengenal, kita harus mengerti tentang apa yang sedang kita hadapi. Mengerti sebagai langkah lanjut dari mengenal. Mengenal di ibaratkan hanya sebagai lapisan luar sedangkan jika kita ingin mengetahui lapisan dalamnya, kita harus mengerti.
Menghayati
Setelah kita mengenal dan mengerti suatu hal tersebut, maka langkah selanjutnya adalah menghayati. Dengan menghayati kita dapat lebih jauh mengerti
Meyakini
Langkah selanjutnya adalah meyakini. Meyakini dapat kita lakukan dengan memperdalam rasa mengenal, mengerti, serta menghayati. Dengan meyakini kita dapat dengan kuat berpegang teguh pada cara pandang yang kita yakini.
Mengabdi
Langkah terakhir untuk berpandangan hidup yang baik adalah dengan megabdi. Mengabdi merupakan suatu usaha untuk menyerahkan segenap keyakinan kita untuk suatu hal yang kita yakini. Dengan mengabdi menjadikan kita lebih dekat atau bahkan menjadi satu dengan hal yang kita yakini tersebut.
Setelah kita mengenal dan mengerti suatu hal tersebut, maka langkah selanjutnya adalah menghayati. Dengan menghayati kita dapat lebih jauh mengerti
Meyakini
Langkah selanjutnya adalah meyakini. Meyakini dapat kita lakukan dengan memperdalam rasa mengenal, mengerti, serta menghayati. Dengan meyakini kita dapat dengan kuat berpegang teguh pada cara pandang yang kita yakini.
Mengabdi
Langkah terakhir untuk berpandangan hidup yang baik adalah dengan megabdi. Mengabdi merupakan suatu usaha untuk menyerahkan segenap keyakinan kita untuk suatu hal yang kita yakini. Dengan mengabdi menjadikan kita lebih dekat atau bahkan menjadi satu dengan hal yang kita yakini tersebut.